Kembali ...
Orang-orang Kafir Berdebat Dengan Kebatilannya
Setan selalu menghiasi dan membela kekufuran dengan cara yang jahat, sarana licik, serta petunjuk pelaksanaan yang batil.
Seperti ucapan Allah Ta'ala :
أَفَمَن زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَنًا
Apakah dia yang telah dipercantik amal buruknya sehingga terlihat hasanah
Mereka telah terbolak-balik standarnya. Jadinya perbuatan buruk terlihat baik. Merasa di atas petunjuk, padahal sesat !
Allah Ta'ala telah menyebutkan ciri-ciri mereka pada ayat-Nya :
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُم بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا * الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
Katakan apa sudah Kami kabari kalian tentang kaum yang paling rugi amal pekerjaannya. Yaitu mereka yang tersesat perjuangannya dalam hidup di dunia. Tapi mereka merasa telah mengerjakan amal pekerjaannya dengan ihsan.
Sesuai khayalan dan pandangan batil itu, kalian lihat mereka beradu dalih tentang kebatilan mereka meskipun al-haq sudah tampak nyata dan jelas di depan mereka !
Contoh untuk itu adalah perkataan Allah Ta'ala tentang yahudi dan nasrani :
وَقَالَتِ الْيَهُودُ لَيْسَتِ النَّصَارَىٰ عَلَىٰ شَيْءٍ وَقَالَتِ النَّصَارَىٰ لَيْسَتِ الْيَهُودُ عَلَىٰ شَيْءٍ وَهُمْ يَتْلُونَ الْكِتَابَ…
Sementara yahudi berkata : 'nasrani tak punya dasar'. Dan nasrani juga mengatakan 'yahudi yang tak punya dasar'. Padahal dua-duanya membaca Al-Kitab ...
At-Tabari berkata:
“Jika orang Yahudi berkata: Kristen tidak benar agamanya!
Maka Orang-orang Nasrani berkata: Orang-orang Yahudi tidak benar dalam agamanya!
Allah hanya memberitahukan kepada orang-orang mu'min tentang mereka dengan mengatakan hal itu.
Sebagai pemberitahuan kepada mereka bahwa kedua kubu itu mengabaikan hukum kitabnya masing-masing.
Keduanya mengaku-ngaku kalau kitabnya asli dan bahwa itu berasal dari Allah Ta'ala, sebaliknya mereka menolak terhadap apa yang diturunkan Allah mengenai syari'at dan hukum-hukum-Nya.
Karena Injil yang diyakini umat Kristiani adalah asli dan benar, menggenapi apa yang ada dalam Taurat nubuah Musa (عليه السلام), dan apa yang dibebankan Allah kepada Bani Israil di dalamnya tentang kewajiban-kewajiban.
Dan bahwa Taurat, yang keotentikan dan kebenarannya diakui orang-orang Yahudi, menggenapi nubuah Isa (عليه السلام) juga apa yang dibawanya dari Allah sebagai hukum dan kewajiban.”
Coba perhatikan situasi orang-orang Yahudi dan Nasrani ini, bagaimana mereka saling menuduh sebagai orang-orang kafir, dan adanya hal-hal yang bertentangan dengan kata-kata mereka dalam kitab-kitab mereka sendiri, tidak menghalangi mereka untuk berani melontarkan tuduhan-tuduhan besar ini secara serampangan tanpa bukti dari Allah Ta'ala.
Namun, kekurangajaran dalam mengeluarkan penilaian batil dan fitnah busuk, tidak hanya terjadi pada orang yahudi dan kristen saja.
Allah Ta'ala berkata di akhir ayat mulia ini :
كَذَٰلِكَ قَالَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ مِثْلَ قَوْلِهِمْ ...
Begitulah ucapan orang-orang yang tidak tahu, menyerupai perkataan mereka ...
Orang-orang ini, bisa saja mereka berasal dari bangsa sebelum Islam, atau orang Arab yang mengingkari Rasulullah ﷺ - meskipun ada perbedaan pendapat di antara para ahli tafsir - namun hal tersebut merupakan ciri-ciri umum bahwa orang-orang yang digambarkan itu akan terus muncul di setiap generasi.
Jika kita melihat pada masa kita saat ini, kita akan temukan bahwa orang-orang kafir tetap memfitnah Islam dengan tuduhan yang paling konyol dan menjijikkan.
Oleh karena itu mereka membuka saluran satelit dan membuat halaman-halaman. Mereka menghabiskan banyak uang untuk memaksakan kekafiran. Mendorong umat islam agar melawan rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah Ta'ala atas nikmat hidayah.
Tuduhan-tuduhan dari kaum sesat ini telah sampai juga kepada mujahidin di jalan Allah sekarang ini.
Kita lihat faksi-faksi munafiq beserta pendukung mereka dari kalangan syaikh hawa nafsu, menyalahkan para tentara Khilafah karena memerangi agama-agama kafir. Dan langsung saja menerapkan syari'at Ar-Rahman, setiap kali mereka menguasai suatu negeri, sekecil apa pun wilayahnya.
Mereka mencoba untuk menempatkan diri sendiri sebagai penuduh lalu memaksa mujahidin agar menanggapi dalih mereka yang rusak, sementara tanpa sadar kaki-kaki mereka tenggelam dalam pembatal keislaman !
Kaum yang tidak berhukum dengan syari'ah, kok bisa-bisanya, menuntut mujahidin agar mau dihukum dengan syari'at Islam !
Mereka itu setia dengan sistim yahudi, salibis, juga riddah; lihatlah mereka sedang ngomongin masalah jihad !
Sebuah kontradiksi aneh tapi tidak membuat mereka malu. Sebab kekafiran tak lagi mengenal dosa.
Kesesatan orang-orang kafir bisa sangat berat hingga saat mereka menyaksikan al-haq telah nyata di depan mata. Mereka masih berdalih dengan syubuhat apa pun yang mereka miliki. Bahkan tetap mengajak orang-orang kepadanya dan membenarkan para pengikutnya untuk teguh di atasnya. Kalau perlu hingga membinasakan diri mereka sendiri di jalan al-batil !
Allah telah berkata tentang kekafiran Quraisy sebelumnya :
وَانطَلَقَ الْمَلَأُ مِنْهُمْ أَنِ امْشُوا وَاصْبِرُوا عَلَىٰ آلِهَتِكُمْ إِنَّ هَٰذَا لَشَيْءٌ يُرَادُ
Dan para pemimpin mereka berangkat sambil berkata, 'Pergilah dan bersabarlah di hadapan tuhan-tuhanmu. Ini sesuatu yang mesti terjadi'.
Orang-orang ini tak merasa cukup dengan menjadi kafir namun mereka juga mengajak manusia bertahan dan tetap berpegang pada kekafiran. Seperti orang-orang yahudi bani Quraizhah yang tetap tak mau beriman menolak tawaran Islam dan lebih memilih dibunuh.
Sejarah masih menyimpan untuk kita kisah salah satu tetua mereka, Huyay bin Akhtab. Ketika dia dibawa ke hadapan Nabi ﷺ.
Rasulullah ﷺ berkata kepada dia :
هَلْ أَخْزَاكَ اللَّهُ؟!
Apa Allah telah menghinakan kamu ?!
Huyay berkata : Dia telah kau tampakkan diri-Nya padaku. Tapi demi Allah. Aku tidak menyesal memusuhimu ! Hanya siapapun telah mengecewakan Allah maka ia akan dikecewakan.
Kemudian dia berpaling kepada orang-orang dan berteriak :
Wahai manusia, tidak ada yang salah dengan urusan Allah. Itu hanya satu ketetapan, sebuah takdir, dan sebuah kisah epik yang ditulis Allah untuk bani Israil.
Lalu saat dia duduk, maka dipenggal kepalanya. Laknat Allah atas dia ! [Bidayah Wa Nihayah]
Padahal di depan dia itu ada Rasulullah ﷺ sendiri. Namun kenyataan tsb tidak bisa memalingkannya dari kekafiran sampai dia ﷺ memenggalnya dengan pukulan pedang.
Kita masih melihat yang seperti Huyay bin Akhtab. Bersikeras pada kekafiran. Merusak diri mereka sendiri demi yahudi, salibis, patriotisme dan nasionalisme, dan sejengkal wilayah, tanah air, faksi, dan sekte.
Mereka memerangi syari'at Allah dan para wali-Nya demi agama, kepercayaan, dan cara hidup batil lainnya. Lalu berdalih membela kebatilan dengan cara batil pula.
وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا !
Tapi mereka merasa telah melakukan pekerjaannya dengan ihsan.
Khayalan yang dibawa mereka ini, sepanjang hidupnya di dunia, kelak akan mereka sadari kenyataannya. Yakni menyadari kebatilannya. Pada hari ketika hal tersebut tidak ada manfaatnya bagi mereka. Saat mereka sadar bahwa selama ini mereka berjuang menuju khayalan belaka, dan Allah Ta'ala telah melukiskan situasi ini dengan cara yang menakjubkan.
Maka Allah Ta'ala mengatakan :
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّىٰ إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ الله عِندَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ وَالله سَرِيعُ الْحِسَابِ
Dan orang-orang kafir, amalan mereka seperti fatamorgana di lembah, yang disangka oleh orang yang haus adalah air, hingga ketika ia sampai di sana, ia tidak mendapati apa-apa. Justru ia tahu ada (ketetapan) Allah baginya. Allah akan menyelesaikan perhitungan hisabnya. Dia Maha Cepat hisab-Nya.
Ibnu Katsir menafsirkan ayat di atas :
Begitulah si kafir mengira dirinya sudah melakukan amal pekerjaan dan memperoleh suatu hasil. Namun saat Allah selesai dengan hari kiamat. Lalu menimbang pekerjaan mereka. Menakar perbuatan mereka. Tak ada satupun yang diterima. Semua ditolak. Yang itu sebab tidak ikhlas. Dan ini, karena tak mengikuti jalan yang telah disyari'atkan.
Sebagaimana ucapan Allah Ta'ala :
وقدمنا إلى ما عملوا من عمل فجعلناه هباء منثورا
Kami tunjukkan kepada mereka amal-amal yang telah mereka kerjakan dan Kami jadikan sia-sia.
Oleh karena itu, dalih-dalih ahlul batil tentang kebatilan, pembelaan mereka, ngototnya mereka, dan cara mereka mempercantik kebatilan bagi mata kebanyakan orang, tidak menghapus kenyataan bahwa batil itu batil.
Sebaliknya, al-haq akan tetap ada, cepat atau lambat. Meskipun ahlul haq ada kelemahan, ada gagalnya dalam mendukungnya, dan kadang belum teguh di atas jalannya, tidak meniadakan kenyataan bahwa al-haq itu menang dengan janji Allah.
Hikmahnya adalah agar umat Islam bergairah untuk turut andil dalam mendukung kebenaran pada masa sekarang dan yakin bahwa Allah Ta'ala telah menunjuk orang-orang yang mendukung al-haq itu, sedikit maupun banyak jumlahnya.
Hendaklah hamba Allah berlomba-lomba mencari tempat untuk dirinya, di antara mereka, sebelum terlambat.
وَلَيَنصُرَنَّ الله مَن يَنصُرُهُ إِنَّ الله لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
Allah sungguh pasti menolong orang-orang yang membantu (agama)-Nya. Allah itu sungguh Maha Kuat Lagi Bijaksana.
Tajuk An-Naba 442 Dzulqa'dah 1445 H