Kembali ...

 

Tajuk An-Naba` Edisi 447

 

Mereka Menjual Murah Agamanya (1)

 

Allah Ta'ala telah mengingatkan hamba-hamba-Nya dengan peringatan yang sangat keras tentang memperjualbelikan agama-Nya dan ayat-ayat-Nya. 

 

Dia mengancam mereka yang terlibat dengan ancaman yang keras dan siksaan yang pedih. 

 

Allah Ta'ala berkata :

 

إنَّ الذين يشترون بعهد الله و أيمانهم ثمنًا قليلًا أولآئك لا خلاق لهم في الآخرة و لا يكلمهم الله و لا ينظر إليهم يوم القيامة و لا يزكيهم و لهم عذاب أليم

 

Sesungguhnya orang-orang yang memperjualbelikan perjanjian Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian di akhirat nanti, Allah tidak akan berbicara kepada mereka, tidak melihat kepada mereka pada hari kiamat, tidak mensucikan mereka, dan bagi mereka 'adzab yang sangat pedih. (QS. Ali Imran: 77)

 

Allah juga berkata :

 

فويل للذين يكتبون الكتاب بأيديهم ثم يقولون هذا من عند الله ليشتروا به ثمنا قليلا فويل لهم مما كتبت أيديهم و ويل لهم مما يكسبون

 

Celakalah bagi orang-orang yang menulis Kitab dengan tangan mereka sendiri kemudian mereka mengatakan: 'Ini dari sisi Allah,' untuk memperjualbelikannya dengan harga yang sedikit. Celakalah bagi mereka dengan apa yang telah mereka tulis itu dan celakalah bagi mereka dengan apa yang mereka peroleh. (QS. Al-Baqarah: 79)

 

Sebagai balasan bagi mereka, Allah Ta'ala menunjukkan kepada hamba-hamba-Nya tentang perdagangan yang lain yang selalu untung, tidak pernah merugi, dan menyelamat mereka dari siksa yang pedih.

 

Manusia terbagi dalam dua kelompok dalam hal ini : yang mendapat keuntungan dan yang merugi.

 

Memperjualbelikan agama telah menjadi hal umum di zaman kita, bahkan menjadi sumber penghidupan, kedudukan, ketenaran, dan mendapatkan kerelaan penguasa dan massa dengan mengorbankan kemurkaan Allah.

 

Namun, perniagaan yang merugikan ini bukanlah hal baru dalam sejarah kita. Al-Qur'an telah menyampaikan beberapa kisah tentang hal ini. 

 

Thaghut Firaun, contohnya, ingin memanfaatkan agama untuk mempromosikan dirinya sendiri dan mempertahankan pemerintahannya dan kekuasaannya.

 

Dia bahkan mengklaim ilahiyah dan rububiyah, hanya untuk mencapai tujuannya untuk diabdikan oleh masyarakat dan memenuhi keinginan duniawi dan nafsu jasmaninya.

 

Ini adalah jual beli agama yang hina dan akhirnya menghancurkan dirinya sendiri serta pengikutnya menuju kebinasaan di dunia dan akhirat.

 

Al-Qur'an juga menceritakan kepada kita tentang pedagang agama di antara para ahli kitab Yahudi, yang tahu bahwa Rasulullah ﷺ adalah benar sebagaimana mereka mengetahui anak-anak mereka sendiri, namun mereka menyembunyikannya dari manusia.

 

Mereka mempertahankan posisi agama mereka yang menghasilkan uang dan hadiah untuk mereka.

 

Allah Ta'ala berkata tentang mereka :

 

إن الذين يكتمون ما أنزل الله من الكتاب و يشترون به ثمنا قليلا أولآئك ما يأكلون في بطونهم إلا النار

 

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Allah turunkan dari al-Kitab dan mereka memperjualbelikannya dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak memakan dalam perutnya kecuali api neraka. (QS. Al-Baqarah: 174)

 

Ibnul Katsir, seorang mufasir, menjelaskan: "Maksudnya adalah orang-orang Yahudi, yang menyembunyikan sifat Muhammad ﷺ dalam kitab-kitab mereka, yang ada di tangan mereka, padahal sifat ini menyatakan kenabian dan risalahnya. Disembunyikan hal ini agar tidak kehilangan kedudukan dan hadiah-hadiah yang mereka terima dari orang Arab sebagai penghormatan kepada mereka. Mereka takut (لعنهم الله) jika mereka menampakkannya, orang-orang akan mengikuti Rasulullah ﷺ dan meninggalkan mereka. 

 

Oleh karena itu, mereka menyembunyikannya untuk mempertahankan apa yang mereka peroleh dari itu." [Tafsir]

 

Di zaman kita ini, jual beli agama telah meluas, menjangkau penguasa, ulama, pendakwah, orang-orang bodoh, penulis, dan banyak orang lainnya, yang semuanya akan mendapatkan azab yang pantas untuk mereka.

 

Para pembawa agama bagi para penguasa, misalnya, menyerupai ahli kitab Yahudi. Banyak dari mereka mengetahui kebenaran tetapi menyembunyikannya, memutarbalikkannya, atau memalsukannya, semua ini sebagai penambalan terhadap agama para raja, karena takut kehilangan dukungan mereka dan kepentingan duniawi yang sementara.

 

Perniagaan yang merugikan ini, tidak terbatas hanya pada ahli kitab Yahudi saja, tetapi juga melibatkan para thaghut yang murtad, dalam tujuan mereka. 

 

Sering kali, gambar mereka mendominasi koran-koran dan halaman-halaman, ketika mereka melakukan gerakan shalat berjamaah dan dalam acara-acara tertentu, membuka pusat-pusat penghafalan Al-Qur'an, menghormati para hafizh dan hafizhah, menyelenggarakan kunjungan dan mengadakan pertemuan dengan beberapa "tokoh akademis" formal yang tidak pernah keluar dari lingkungannya ... dan banyak lagi bentuk jual beli dan pencucian agama lainnya. 

 

Semua itu bertujuan untuk menutupi perang dan permusuhan mereka terhadap Islam dan pengikutnya, serta untuk menyediakan dalil-dalil dan pembenaran bagi para pembela mereka di kalangan ulama karbitan.

 

Dalam hal ini, seluruh thaghut murtad sama. Namun, mungkin contoh yang paling buruk dari perniagaan penuh dosa ini adalah apa yang dilakukan oleh para thaghut di Jazirah Arab dengan memanfaatkan ritual haji untuk mempromosikan diri dan pemerintahan mereka sebagai pengurus khusus terhadap simbol-simbol Islam, khadim Baitullah al-haram, dan pelayan bagi tamu-tamu Ar-Rahman.

 

Padahal mereka tak biarkan satu pintu pun untuk perang melawan Islam kecuali mereka sudah masuk di dalamnya, dengan banyak cara yang melampaui banyak thaghut lain dari timur dan barat dalam hal ini.

 

Perang mereka terhadap mujahidin di Jazirah dan di luar Jazirah, dukungan mereka kepada kaum salib melawan para mujahid, terutama di Iraq dan Syam. Dan merusak 'aqidah sekaligus akhlaq orang-orang serta membiarkan kemungkaran dan keculasan di Jazirah Muhammad ﷺ adalah contoh-contoh yang mengungkapkan sisi dari kenyataan para penyuci diri sendiri melalui syi'ar mulia di bulan sekaligus tempat al-haram, yang, dengan kesempatan ini, sekaligus menghasilkan pendapatan mereka berlipat ganda dari apa yang mereka belanjakan di dalamnya.

 

 

 

Flag Counter