Dan Kami Telah Tetapkan Bagi Kebinasaan Mereka Waktu Dan Tempatnya
Betapa menyedihkan pengumuman militer Iran bahwa salah satu "drone" mereka, bukan "drone Turki", yang berhasil menemukan lokasi pesawat "presiden mereka" dan rombongannya. Yang binasa setelah tersesat dalam angin ribut lebih dari sepuluh jam, di mana seluruh pasukan mereka dan sekutu mereka tidak berhasil mencapainya apalagi "mencoba menyelamatkan dia" dan orang-orang yang bersamanya dari para imam kekafiran.
Kebanggaan "kekuatan besar" ini sebagaimana mereka promosikan, hanya sampai pada mengumpulkan mayat para pemimpin mereka dan mencapai lokasi reruntuhan dan nanah!
Ini adalah contoh hidup dari kelemahan dan ketidakberdayaan kekuatan sombong ini di hadapan kekuatan Yang Maha Kuasa. Baik apakah pesawat itu jatuh atau dijatuhkan adalah urusan lain yang tidak menyangkut kita.
Peristiwa ini mendorong kita untuk berbicara tentang apa yang telah dicapai oleh negara-negara kafir saat ini dalam kesombongan dan keangkuhan di bumi tanpa hak. Yang membuat mereka mengikuti jejak pendahulu mereka dalam kekafiran, kedegilan, dan perang melawan tauhid.
Jadi, kaum kafir adalah satu. Dalam kebenciannya sejak dulu hingga sekarang, hati dan jalan mereka serupa, begitu pula nasib dan kehancuran mereka.
Kesombongan bangsa-bangsa kafir dan keangkuhan mereka di zaman ini telah membuat mereka mengadopsi cara Fir'aun, 'Ad, Tsamud, dan lainnya dari bangsa-bangsa kafir yang telah binasa, hingga mereka mengatakan: "Siapa yang lebih kuat dari kami?" dengan kata-kata dan ungkapan "modern" yang berbeda, seperti "negara besar" dan "kekuatan besar" dan sejenisnya dari istilah dan deskripsi kebesaran dan penghormatan bagi negara dan tentara mereka, yang berlindung di balik istilah-istilah ini untuk menantang Yang Maha Kuasa.
Seperti yang dilakukan bangsa-bangsa kafir yang telah binasa dengan menantang seruan para rasul dan mendustakan janji ilahi yang pasti. Begitu pula yang dilakukan oleh bangsa-bangsa kafir modern, adalah sama dengan apa yang mereka inginkan dan maksudkan secara makna dan bentuk, karena pelajaran diambil dari maksud, bukan dari kata-kata.
Jadi, thaghut-thaghut zaman ini dengan tentara dan pemerintahan mereka yang salibis, yahudi, majusi, dan rafidah... semuanya menantang Sang Pencipta dan agama-Nya serta hukum dan janji-Nya, baik mereka mengatakannya dengan lisan -dan mereka telah melakukannya-, atau perbuatan, kebijakan, dan perang mereka yang menunjukkan hal itu.
Namun, orang-orang kafir di zaman kita lupa atau berpura-pura lupa bahwa pendahulu mereka dari bangsa-bangsa kafir yang telah memenuhi bumi dengan kekafiran, kebengisan, dan kesombongan, tidak ada yang tersisa dari mereka dan dari jejak kekuatan dan kerajaan mereka kecuali apa yang Allah beritahukan kepada kita dalam Kitab-Nya tentang kisah-kisah azab dan akibat akhir mereka.
Kekuatan dan kerajaan mereka tidak bisa menyelamatkan mereka dari azab Allah sedikit pun, dan Allah membinasakan mereka semua dan menjadikan mereka cerita-cerita, bahkan Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk melihat, merenung, dan mengambil pelajaran dari akhir ini di banyak tempat dalam Kitab-Nya seperti firman-Nya :
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ دَمَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَلِلْكَافِرِينَ أَمْثَالُهَا
Bukankah mereka selalu menjelajahi muka Bumi dan melihat betapa buruk dampak (adzab Allah) yang menimpa kaum sebelum mereka. Allah telah memusnahkan mereka. Dan bagi orang-orang kafir sekarang ini hal yang serupa. [Muhammad].
Allah telah menyebutkan berbagai bentuk azab yang menimpa bangsa-bangsa kafir terdahulu, di mana Allah menghukum masing-masing mereka sesuai dengan dosanya, pada waktu yang telah Dia tentukan dan dengan cara yang Dia kehendaki, seperti firman-Nya setelah menyebutkan dosa-dosa bangsa-bangsa tersebut dalam Surah Al-'Ankabut:
فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنبِهِ فَمِنْهُم مَّنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُم مَّنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُم مَّنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُم مَّنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَٰكِن كَانُوا أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Masing-masing mereka, kami ‘adzab sesuai dosanya. Diantara mereka ada yang kami kirim angin ke atas mereka. Diantara mereka ada yang diadzab dengan suara menggelegar. Diantara mereka ada yang kami balikan bumi ke atas mereka. Diantara mereka ada yang kami tenggelamkan. Sekali-kali Allah tidaklah berlaku dzalim atas mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
Ibnu Katsir berkata: "Artinya: sanksinya sesuai dengan kesalahannya, (maka di antara mereka ada yang Kami kirimkan angin yang mengandung batu) yaitu kaum 'Ad, karena mereka berkata: siapa yang lebih kuat dari kami? Maka datanglah kepada mereka angin yang sangat dingin dan kencang... (dan di antara mereka ada yang diambil oleh suara yang keras) yaitu kaum Tsamud, argumen telah ditegakkan atas mereka dan bukti telah muncul kepada mereka... Namun demikian mereka tidak beriman, bahkan mereka terus dalam kedurhakaan dan kekafiran... Maka datanglah kepada mereka suara keras yang mematikan suara dan gerakan mereka, (dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan) yaitu Fir'aun dan menterinya Haman, dan pasukan mereka semuanya, mereka ditenggelamkan dalam satu pagi, tidak ada seorang pun yang selamat untuk memberi kabar."
Allah dengan hikmah-Nya telah meninggalkan sisa-sisa kerajaan mereka yang menjadi pelajaran bagi orang-orang yang berakal, rumah-rumah mereka kosong dan menjadi jejak yang tidak ada kehidupan dan gerakan di dalamnya, seperti firman-Nya:
أَوَلَمْ يَهْدِ لَهُمْ كَمْ أَهْلَكْنَا مِن قَبْلِهِم مِّنَ الْقُرُونِ يَمْشُونَ فِي مَسَاكِنِهِمْ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ أَفَلَا يَسْمَعُونَ
Belum cukupkah ini menjadi petunjuk mereka. Betapa banyak kaum yang telah kami musnahkan sebelum mereka pada abad-abad silam di tempat-tempat yang mereka tinggali sekarang. Ini sungguh menjadi tanda-tanda yang nyata. Sudahkah mereka mendengar ?
Ibnu Katsir berkata: "Artinya: dan orang-orang yang mendustakan ini berjalan di tempat tinggal orang-orang yang mendustakan sebelumnya, mereka tidak melihat seorang pun dari orang-orang yang dulu tinggal di sana dan menghuninya, mereka telah pergi darinya, (seakan-akan mereka tidak pernah tinggal di sana) seperti yang dikatakan: (maka itu rumah-rumah mereka kosong karena kezaliman mereka)... Oleh karena itu Allah berfirman di sini: (Sesungguhnya dalam hal itu terdapat tanda-tanda) yaitu, dalam kehancuran orang-orang itu dan bencana yang menimpa mereka... terdapat tanda-tanda, pelajaran, nasihat, dan petunjuk yang jelas."
Seorang yang memperhatikan dan merenung akan menemukan bahwa waktu kebinasaan bangsa-bangsa kafir itu tidak datang pada saat yang diinginkan oleh para rasul dan pengikut mereka dan mereka harapkan, terutama pada saat ujian dan kesulitan yang memuncak, tetapi Allah membinasakan mereka pada waktu yang telah Dia tetapkan dengan hikmah-Nya yang sempurna tanpa maju atau mundur, seperti firman-Nya:
وَتِلْكَ الْقُرَىٰ أَهْلَكْنَاهُمْ لَمَّا ظَلَمُوا وَجَعَلْنَا لِمَهْلِكِهِم مَّوْعِدًا
Itulah kota-kota yang sudah kami hancurkan karena kezhaliman mereka sendiri. Dan telah kami tetapkan masa dan tempat bagi kepunahan mereka itu. [Al-Kahfi].
Ibnu Katsir berkata: "Artinya: Kami menetapkannya pada waktu yang telah ditentukan, tidak lebih dan tidak kurang."
Imam At-Thabari mengomentari ayat ini dengan berkata: "Ini adalah sunnah Kami pada orang-orang sebelumnya yang serupa dengan mereka."
Dengan menunjukkan bahwa kebinasaan bangsa-bangsa kafir sering datang pada puncak kesombongan mereka dan rasa aman mereka dari azab Allah, Allah menarik mereka dengan hikmah-Nya, sehingga itu menjadi hukuman yang lebih besar dan azab yang lebih kuat, seperti firman-Nya:
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّىٰ إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ
Tatkala mereka lalai dari ancaman adzab bagi dosa mereka, maka kami bukakan untuk mereka segala pintu kesenangan, hingga saat puncak syahwat mereka tiba, kami datangkan siksaan itu dengan tiba-tiba. Maka mereka sangat kecewa. [Al-An'am].
Itulah nasib bangsa-bangsa kafir yang sombong yang disebutkan dalam ayat-ayat sebagai peringatan dan ancaman, dan itu tidak jauh dari orang-orang zalim, baik mereka yahudi, nasrani, rafidhah, atau lainnya dari bangsa-bangsa kafir modern. Sunnah Allah atas mereka dan yang serupa.
Namun, azab Allah terhadap orang-orang kafir memiliki bentuk lain selain kehancuran dan malapetaka, yaitu bentuk yang disukai oleh orang-orang beriman dan menyembuhkan hati mereka, berupa pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat, di mana Allah memberikan musuh mereka ke dalam kekuasaan mereka setelah perjuangan, kesabaran, keteguhan, dan penantian. Sebagaimana firman Allah Ta'ala:
وَنَحْنُ نَتَرَبَّصُ بِكُمْ أَن يُصِيبَكُمُ اللَّهُ بِعَذَابٍ مِّنْ عِندِهِ أَوْ بِأَيْدِينَا فَتَرَبَّصُوا إِنَّا مَعَكُم مُّتَرَبِّصُونَ
Kami menanti-nanti sebagaimana kalian saat ketika Allah menimpakan adzab dari sisinya atau dengan perantaraan tangan-tangan kami. Jadi tunggulah. Kamipun menanti masa itu. [التوبة].
Ibnu Katsir berkata: "Artinya, kami menunggu kalian mengalami ini atau itu, baik Allah menimpakan kepada kalian suatu bencana dari sisi-Nya, atau melalui tangan kami dengan penawanan atau pembunuhan."
Demi Allah, kami masih menunggu umat-umat kafir ini mengalami hal tersebut. Maka wasiat bagi para pengikut rasul adalah untuk berpegang teguh pada keyakinan terhadap janji Tuhan kalian, dan janganlah kalian terkejut dengan jumlah musuh kalian, peralatan mereka, kamp-kamp mereka, dan koalisi mereka di hadapan jumlah dan peralatan kalian. Sebab, kehancuran dan kekalahan umat-umat kafir masih merupakan masalah waktu seperti sebelumnya, dan mereka tidak akan dapat mendahului atau mengundur ajal mereka. Allah memberi mereka waktu, tetapi tidak akan mengabaikan mereka. Allah mempersiapkan penyebab kekalahan mereka dengan azab dari sisi-Nya atau melalui tangan kita. Janji Allah yaitu :
إِنَّهُ كَانَ وَعْدُهُ مَأْتِيًّا
Sesungguhnya janji-Nya itu pasti tiba.
Sumber:
Iftitah An-Naba
Surat Kabar Pekanan An-Naba edisi 444
Kamis, 15 Dzulqa'dah 1445 H