Kembali ...

 

Janji Palsu!

(Editorial Al-Naba’ 439)

 

janji palsu

 

Tidak ada yang lebih pas sebagai bukti palsunya janji rafidah pada Palestina selain reaksi terbaru mereka kepada penguasa Yahudi.

 

Asli Iran. Alasan dan motifnya. Tak ada kaitannya dengan dibantainya Gaza oleh Yahudi. 

 

Serangan balasan yang diawali dengan koar-koar, diikuti oleh pencitraan besar-besaran via media terkesan dibuat-buat demi promosi dan ancaman bodong itu sebelum kejadian !

 

Kemudian media yang sama mencoba menutupi kelemahan dan kegagalannya setelah serangan lelucon tsb.

 

Sebuah kekecewaan baru lagi bagi poros rafidhah. Tidak menghasilkan apa-apa. Karena sama sekali steril. Seperti mandulnya orang-orang yang berlindung dalam poros.

 

Lusinan rudal dan drone Iran. Orang-orang mengikuti lintasannya secara live !

 

Diawali oleh kantor berita resmi Iran. Mengumumkan sebelum peluncurannya!

 

Pengumuman peluncurannya dalam berita terkini seolah-olah itu tayangan film yang ditunggu-tunggu !

 

Orang-orang Yahudi pun berkomentar, “Kami punya waktu lama untuk bersiap dan mencegat serangan di udara.

 

Para pejabat Iran dengan cepat mengkonfirmasi bahwa “serangan telah sukses” bahkan sebelum mencapai tujuannya!

 

Ini memicu munculnya pernyataan thaghut Trump selama serangan balasan Iran. Yakni tewasnya panglima mereka Soleimani. Bahwa hal itu dikoordinasikan dengan mereka demi menyelamatkan muka dan tidak lebih dari itu.

 

Karena saat itu dianggap oleh banyak orang sebagai tindakan yang tidak pantas. Sesuai ketidakwarasan Trump semata. Hanya akan selesai jika sudah ada serangan balasan (terakhir) Iran. Telah ditandatangani resmi di depan umum, di depan seluruh dunia.

 

Konteks ini mengharuskan kita bicara tentang pendukung poros ini. Yaitu kelompok Rafidhah. Dan Ikhwanul Murtadin, yang mencap serangan Daulah Islam sebagai sebuah konspirasi, fitnah dan lelucon.

 

Sekarang mereka mengkhianati diri mereka sendiri. Dengan serangan balasan lucu-lucuan ini, yang jelas-jelas sebuah konspirasi di depan umum. 

 

Sesuai dengan cara mereka menilai dan menyelesaikan permasalahan palestina akhir-akhir ini.

 

Seperti telah diketahui banyak orang tentang waktu, ukuran, kedalaman, langit-langit, tanah, dan hawanya. Seolah-olah penyerangnya itu yahudi Amerika dan bukan rafidhah Iran !

 

Sesuai yang diharapkan, para penabuh genderang poros ilusi sibuk mengulangi adegan suara rudal yang keras dan segerombolan pesawat yang menderu-deru.

 

Sejalan dengan tujuan asli Iran dalam melakukan serangan balasan. Yaitu reaksi formal dan hampa. Tanpa korban tewas.

 

Seolah-olah slogan “Matilah Amerika dan Israel” sedang dilontarkan Iran. Sementara milisinya sibuk menargetkan umat Islam.

 

Hal ini mendorong banyak orang membandingkan dampak rudal Iran terhadap kota-kota muslim di Iraq dan Syam, serta 'kerusakan' yang ditimbulkan rudal hipersonik atas orang-orang Yahudi.

 

Judul serangan balasan ini – meskipun isi sebenarnya kosong – adalah pembalasan atas “pembunuhan para pemimpin Iran di Damaskus.” 

 

Dan bukan atas puluhan ribu warga Palestina yang tewas dan terluka. Yang konon masih berjuang di wilayah tersebut atas nama dan bagi mereka. 

Nyatanya hanya berdiri dan menonton di atas jenazahnya. 

 

Jadi jelaa tersingkap harga sebenarnya Palestina dan rakyatnya bagi kaum murtad rafidhah.

 

Bahkan, itu menegaskan kembali bahwa tujuan pembentukan “poros Persia” tidak lain adalah untuk mencapai kepentingan Iran. 

 

Terlepas dari semua ini, faksi-faksi Gaza yang didanai Iran dengan cepat merestui proses tersebut dan memberikan dorongan tambahan, sebagaimana yang diinginkan dan dilakukan oleh Iran.

 

Puas, buta terhadap apa yang menjadi jelas bagi setiap orang waras mengenai kegagalan mengandalkan poros militer dan medan laga yang menyedihkan ini.

 

Adapun dari segi hukum, dalam syari'at Islam diketahui bahwa aliansi dengan musyrik yang berperang melawan Islam dan umatnya adalah riddah keluar dari Islam, sesuai dengan ucapan Allah Ta'ala :

 

وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ..

 

Barang siapa di antara kamu loyal setia kepada mereka maka dia bagian dari mereka.

 

Jadi sekutu rafidhah itu juga rafidhah, hukumnya hukum terhadap rafidhah dan nasibnya adalah nasib mereka.

 

Namun, syari'at Allah Ta'ala itu opsi terakhir sesuai hitungan warga mereka. Kita lihat mereka, misalnya, tiba-tiba sadar. Dalam pandangan nasionalisme rusak mereka, upaya rezim jongos Yordania membela orang-orang Yahudi melawan serangan Iran.  

 

Padahal sikap rezim murtad ini sama tuanya dengan asal usul kekuasaannya. Dan telah lama diketahui oleh para mujahidin muda dan anak-anak mereka selama berpuluh-puluh tahun. 

 

Inilah perbedaan antara orang yang berjalan telungkup dan orang yang berjalan lurus.

 

Antara mereka yang mengadili bangsanya menurut hukum syariat, dan mereka yang mengadili menurut hawa nafsu, seremonial, dan kapak jahiliyah.

 

Sementara poros rafidhah merayakan serangan abal-abal, Israel memamerkan kegagalannya.

 

Dan aliansi Arab murtad yang turut serta dalam serangan tersebut, merayakan masih berlanjutnya penumpahan darah kaum muslim tertindas di Gaza.

 

Perdagangan darah mereka terus berjalan antara poros rafidhah dan pemerintah Arab murtad dengan Israel. Kejahatan demi kejahatan. Dan memang tidak ada lagi rasa berdosa bagi pemeluk kekafiran.

 

Dari sudut pandang lain, sudah diketahui dan tertanam dalam benak setiap umat Islam bahwa permusuhan maupun konflik antara Iran dengan Yahudi hanya konflik kepentingan politik serta bukan masalah agama.

 

Sebaliknya, kedua belah pihak : Yahudi dan Rafidhah, memiliki skala yang sama dalam syari'at Islam dalam hal permusuhan dan pengingkaran yang harus ditunjukkan oleh seorang muslim terhadap mereka. 

 

Membenci orang-orang Yahudi adalah wajib. Melawan mereka adalah jihad. Demikian pula, membenci Rafidah adalah wajib dan memerangi mereka adalah jihad.

 

Jika bisa diangkakan, maka kejahatan Iran dan milisinya terhadap umat Islam jauh lebih besar dibandingkan kejahatan orang Yahudi.

 

Betapapun besar konflik antara kedua pihak kafir ini, kami ingatkan bahwa meskipun kepentingan memisahkan mereka, yang menyatukan mereka adalah intensitas permusuhan mereka terhadap umat Islam.

 

Seperti kata Allah Ta'ala :

 

لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِّلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا..

 

Kamu sungguh akan dapati permusuhan manusia yang paling keras atas orang-orang mu'min itu adalah dari Yahudi dan kaum musyrikin.

 

Oleh karena itu kami ingatkan kembali kepada Umat Islam agar tidak terlibat dalam konflik jahiliyah. Yang hakikatnya menyerang mereka dan mengotori kesuciannya.

 

Sebaliknya kami dorong agar melakukan jihad fi sabilillah berdasarkan 'aqidah al-wala` dan al-bara`, yang menempatkan kaum syi’ah rafidhah, Yahudi, salibis, dan kaum musyrik semuanya berada pada pihak yang sama. Dan memerangi mereka seluruhnya sebagai musuh Islam. Selain yang begini mereka hanyalah buih yang akan lenyap.

 

Kami mohon kepada Allah agar kekerasan yang dilakukan oleh orang-orang kafir di antara mereka menjadi lebih parah. Dan agar umat Islam dikembalikan kepada-Nya dengan cara yang indah. Agar mereka dibimbing ke jalan jihad fi sabilillah, yang dengannya akan selamat dien, jiwa, kehormatan, dan harta mereka. Allahumma aamiin.

 

Flag Counter