Kembali ...
Mereka Memerangi Fitrah
Sesungguhnya fitrah yang lurus adalah ciptaan yang telah ada pada manusia sejak berada di alam dzarrah, yaitu alam di mana Allah mengambil janji dari keturunan Adam untuk mengesakan-Nya dan mengakui rububiyah-Nya serta menjadikan mereka saksi atas hal itu, sebagaimana firman-Nya :
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَىٰ شَهِدْنَا أَن تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ
Ketika Rabb-mu mengambil dari bani Adam dari balik punggung mereka anak-anak keturunannya, lalu mereka bersaksi atas diri mereka sendiri. “(Yaitu) Bukankah Aku Rabb-kalian?” Mereka menjawab. “Bahkan kami bersaksi.” (Yang) demikian itu agar kalian tidak berkata pada yaumil qiyamah “Kami tidak tahu tentang itu”. (QS. Al-A'raf: 172).
Inilah fitrah yang Allah ciptakan manusia atasnya, mereka dilahirkan dalam keadaan hanif (cenderung kepada Fitrah Islam), condong kepada kebajikan, nyaman dengannya, dan terdorong untuk melakukannya. Mereka membenci keburukan dan jiwanya merasa jijik dengannya.
Namun, fitrah ini rusak dan ternodai oleh setan yang menyesatkan manusia darinya dan merusaknya bagi mereka dengan menghiasi kesyirikan, mengharamkan yang halal, dan menghalalkan yang haram.
Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman dalam hadis qudsi, yang artinya :
"Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif semuanya, dan kemudian datanglah setan-setan yang menyesatkan mereka dari agama mereka, mengharamkan atas mereka apa yang Aku halalkan bagi mereka, dan memerintahkan mereka untuk menyekutukan-Ku dengan sesuatu yang tidak Aku turunkan keterangan padanya." [Muslim].
Kejahatan merusak fitrah ini tidak hanya dilakukan oleh setan dari golongan jin, tetapi juga setan dari golongan manusia yang turut serta dan bersaing dengan mereka.
Perhatikan ucapan Rasulullah ﷺ, yang artinya :
"Setiap anak yang lahir, dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi."
Dengan demikian, setan-setan manusia juga menyesatkan manusia, menggiring mereka keluar dari agama mereka, menghalalkan yang haram, mengharamkan yang halal, mengajak kepada kesyirikan dan kekufuran, menghiasi syahwat, dan merusak fitrah, seperti halnya setan dari golongan jin, bahkan lebih parah!
Kerusakan fitrah, baik oleh setan manusia maupun setan jin, menjerumuskan Bani Adam ke dalam penyimpangan besar, mereka mengabaikan perintah Pencipta mereka dan mendahulukan apa yang selain-Nya.
Salah satu hasil terburuknya adalah syirik kepada Allah Ta'ala, menjadikan sesembahan lain bersama-Nya, baik dalam bentuk penyembahan berhala, kuburan, dan makhluk, maupun dalam bentuk menghalalkan dan mengharamkan sesuatu dengan mengikuti pemimpin-pemimpin thaghut manusia, yang menetapkan hukum selain Allah, seperti para rahib dan pendeta serta majelis "parlemen" di zaman kita ini, yang menghalalkan dan mengharamkan sesuai kehendak mereka kapan pun mereka mau.
Kebajikan adalah apa yang mereka anggap sebagai kebajikan, dan keburukan adalah apa yang mereka anggap sebagai keburukan!
Hasil lain dari penyimpangan fitrah adalah mendahulukan akal daripada syariat, menjadikannya "sumber legislasi" alih-alih syariat!
Apa yang sesuai dengan akal mereka terima, sedangkan yang tidak mereka tolak, sehingga yang baik menurut mereka adalah apa yang dianggap baik oleh akal mereka, dan yang buruk adalah apa yang dianggap buruk oleh akal mereka, tanpa memperhitungkan perintah Pencipta mereka dan Pencipta akal mereka!
Allah tidak pernah mensyariatkan dalam agama-Nya sesuatu yang bertentangan dengan akal yang sehat kecuali bagi mereka yang memiliki pemahaman yang rusak dari para pembantah dan penentang, yang jumlahnya banyak di zaman ini!
Salah satu bukti kerusakan fitrah hari ini adalah penyebaran syahwat yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga kemaksiatan, ketelanjangan, dan kerusakan moral telah meluas dan merata.
Orang-orang yang fitrahnya rusak dengan terang-terangan menampilkan keburukan mereka, menuntut hak atasnya, mendirikan organisasi dan lembaga, mengadakan demonstrasi, bahkan mencapai posisi "kekuasaan" tinggi di beberapa negara dan pemerintah.
Mereka memimpin negara dan memaksakan kerusakan mereka kepada orang lain dalam bentuk penindasan yang besar dan kerusakan besar yang tak membawa selain kehancuran bagi mereka dengan izin Allah Ta'ala, sebagaimana ucapan Allah:
وَإِذَا أَرَدْنَا أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا
Dan ketika kami hendak memusnahkan suatu negeri, kami ilhamkan orang-orang yang melampaui batas itu berbuat kerusakan di dalamnya, hingga sah atas mereka perkataan Allah, lalu kami hancurkan ia sehancur-hancurnya. (QS. Al-Isra: 16).
Akibat dari kerusakan fitrah adalah banyak orang yang tidak menemukan iman dalam dada mereka yang memberikan ketenangan bagi jiwa mereka, mengisi kekosongan besar yang mereka rasakan, mereka kembalikan segala sesuatu ke dunia nyata tanpa mengenal alam gaib, sehingga mereka percaya pada materi dan kafir kepada Allah Ta'ala, bahkan banyak dari mereka yang menyangkal keberadaan Pencipta sama sekali!
Mereka mengandalkan diri mereka yang terbatas, meneliti, menganalisis, dan meneliti diri mereka sendiri sampai banyak dari mereka berakhir di lembaga-lembaga "perawatan kejiwaan", kecanduan pil ketenangan palsu dan obat-obatan penenang yang hampa, dan demikianlah akhir dari mereka yang mengikuti mereka dalam kebingungan besar ini, yang bertentangan dengan fitrah manusia yang merindukan iman kepada Allah sebagai Pencipta dan Pengatur, serta Rabb yang Maha Agung dan Maha Berkuasa.
Karena Islam menyerukan segala sesuatu yang mendukung kemurnian dan pengembangan fitrah manusia, merusak fitrah kaum muslimin menjadi tujuan utama negara-negara kafir.
Mereka ingin kaum muslimin tersesat sebagaimana mereka tersesat, agar mereka berada pada derajat yang sama dalam kekufuran dan kerendahan, sebagaimana Allah berkata :
وَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا فَتَكُونُونَ سَوَاءً
Mereka sangat bernafsu mengajak kalian agar kufur sebagaimana mereka telah kufur, sehingga sama kedudukan kalian. (QS. An-Nisa: 89)
Mereka tidak menginginkan kebaikan bagi kaum muslimin sebagaimana ucapan Allah :
مَّا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَلَا الْمُشْرِكِينَ أَن يُنَزَّلَ عَلَيْكُم مِّنْ خَيْرٍ مِّن رَّبِّكُمْ
Orang-orang kafir dari kalangan ahlul kitab dan musyrikin itu sama sekali tak menginginkan sampainya ayat-ayat tentang kebaikan yang turun dari Rabb-kalian. (QS. Al-Baqarah: 105).
Oleh karena itu, mereka bekerja, dan masih terus bekerja, untuk menyebarkan keraguan tentang Islam, merusak dan mengacaukan fitrah kaum muslimin, menggunakan berbagai cara dan metode yang licik, dengan bantuan sekutu-sekutu mereka yang murtad dari kalangan kita sendiri, yang bebas membuat berbagai cara penyesatan, di bawah slogan-slogan "pusat pemikiran", "pemberdayaan wanita", "kebebasan pribadi", dan lainnya.
Mereka bungkus dengan slogan-slogan yang menarik, hingga keburukan mereka mulai menyebar di negeri-negeri muslim, di mana banyak yang mengikuti mereka dalam penyimpangan ini, sebagaimana pepatah "telur menjadi potongan-potongan kecil", bahkan jika orang-orang kafir masuk ke lubang biawak sekalipun, mereka akan mengikuti mereka dengan cepat dan menundukkan kepala mereka!
Solusi bagi kesengsaraan dan penyimpangan umat manusia terletak pada Islam dan hanya Islam, dengan sistemnya yang lengkap dan menyeluruh yang memperbaiki kehidupan manusia dari segala aspek, mengatur naluri mereka sesuai dengan sistem yang adil yang sesuai dengan fitrah yang belum ternodai oleh setan dari golongan manusia dan jin.
Menerapkan metode ilahi ini di bumi hanya bisa dilakukan melalui jihad di jalan Allah, dan sejauh mana seorang muslim terlibat dalam jihad ini sejauh itulah dia menjadi bagian dalam membangun dan menegakkan bangunan Islam ini yang memperbaiki urusan dunia dan akhirat.
Sumber : Tajuk An-Naba
Majalah Pekanan An-Naba Edisi 445
Kamis, 22 Dzulqa'dah 1445 H