Kembali ...

 

Berhala Tercipta Ketika Pemimpin ‘Suci’ Tiada

 

Tewasnya pemimpin riddah nasionalis demokratis ikhwaniyin yang berlindung di bawah ketiak rafidhah majusi iran dibahas dengan sistematis dan apik dalam majalah pekanan An-Naba. 

 

Intinya, dia adalah contoh selanjutnya dari mati di atas kebatilan terang-terangan. Kebalikan dari hidup di atas kebenaran yang nyata.

 

Bagaimana bukan riddah setelah meninggalkan tubuh umat Islam yang satu di bawah panji tauhid lalu lari memeluk nasionalisme.

 

Bagaimana tak disebut riddah ketika dibuang jauh-jauh ‘5 perintah kenabian yang dinasihatkan Allah Ta’ala : al-jama’ah, mendengar, taat, hijrah, dan jihad fi sabilillah’ diganti dengan partai-partai pecah belah, menutup telinga dari Al-Qur`an lalu mendengar dan taat kepada uu maupun konstitusi bikinan hawa nafsu, menolak hijrah meninggalkan kebatilan malah rela berkumpul bersama kekafiran dan kemunafiqan, mengganti jihad dengan setia kepada thaghut lalim.

 

Bagaimana tidak riddah ketika mulutnya bersumpah sebagai ikhwan kaum muslimin tapi kerjanya menjadi ikhwan kaum rafidhah.

 

Ikhwan setan karena telah memubadzirkan darah kaum muslimin yang lemah dari kalangan wanita, anak-anak, dan lansia. Menyia-nyiakan darah pemuda sunni. Dengan menipu mereka menggunakan tujuan dunia yang hina : ‘Palestina Merdeka !’

 

Wahai kaum muslimin. Akankah kalian ikut-ikutan menggambar wajahnya menjadi berhala. Memahat tubuhnya di banner media massa. Mengulang-ulang perkataan dustanya meskipun men

yitir ayat-ayat Al-Qur`an.

 

Padahal dia hendak menyerahkan masjidil aqsha ke poros rafidah, yang dengan harga murah meminjam tangan kejam saudara tirinya yahudi membunuhi kaum sunni, daripada dahulu tangan mereka sendiri yang berlumuran darah ‘nashibi’.

 

Apakah rafidah telah berhenti melaknati dan mengafirkan para khalifah rasyidah ? Bertaubat dari menuduh keji ibunda ‘Aisyah ? Ataukah mereka masih terus membuat-buat agama baru. Menjadikan para imam yang meninggal sebagai berhala yang disembah ?

 

Sementara di sekeliling kalian ada tentara Khilafah Islam, yang terus meluas, melibas kekufuran, kemunafiqan, dan riddah. Sekaligus menghancurkan berhala-berhala. Yang kuno maupun modern. Menyongsong bukan hanya Imam Mahdi tetapi turunnya ‘Isa bin Maryam (عليهما السلام). Memusnahkan Dajjal laknat Allah atas dia dan bala tentara yahudinya bersyal di tanah Isfahan, Iran. Allahumma Aamiin.