Selasa 30 Dzulhijjah 1444 H
Kabar Gembira
Khilafah menyerukan agar umat Islam kembali beribadah kepada Allah Ta'ala semata. Inilah tauhid. Dan inti dari ibadah yakni berdoa. Di antara doa yang disyari'atkan ialah Isti'anah (meminta tolong) dan di antara permintaan tolong itu berupa Isti'adzah (permohonan perlindungan).
Hamba muwahid yang enggan berta'awudz, mengucap (أعوذ بالله), artinya dia sombong. Dan pasti akan gagal. Mustahil mencapai sukses maupun kemenangan. Perintah berta'awwudz memastikan kalau manusia tak akan mampu menghadapi persoalannya. Hanya berhasil dengan perlindungan Allah Ta'ala.
Perintah isti'adzah dalam Al-Qur`an :
Pertama. Memohon perlindungan setiap kali membaca ayat / surat Al-Qur`an dari setan yang terkutuk.
فإذا قرأت القرآن فاستعذ بالله من الشيطان الرجيم
"Jika membaca Al-Qur`an maka mintalah perlindungan dari (gangguan setan yang terkutuk" [Nahl 16/98]
Adapun dua perintah lainnya. Yaitu dari nazghun (bisik rayu ataupun ucapan penyebab pertengkaran dan pecah belah). Dan dari kibr (kesombong manusia yang merasa benar saat berdebat). Yaitu pada A'raf 7/200 (nazgh), Ghafir 40/56 (kibr) Fushilat 41/35 (nazgh)
{Artikel An-Naba` 399 hal 8}
Perintah Berta'awudz Dalam Assunnah
تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ جَهْدِ الْبَلاءِ، وَدَرَكِ الشَّقَاءِ، وَسُوءِ الْقَضَاءِ، وَشَماتَةِ الأَعْدَاءِ متفقٌ عَلَيْهِ
Berta'awwudzlah kepada Allah dari : jahdil bala`, darikil Syaqa`, su`il qadha`, dan Syamatatil a'da`
[Muttafaq 'alaih]
Jahdul Bala`i :
Ibnu Bathal berkata, "Setiap kali seseorang menderita kesulitan dan usaha yang melebihi kemampuannya untuk menanggungnya dan tidak mampu menghilangkannya dari dirinya sendiri." (Al-Ittihaf Al-Barri)
Al-Suyuti berkata, "Ini adalah kondisi di mana seseorang memilih kematian daripada berada dalam kondisi tersebut. Jika harus memilih antara kematian dan kondisi tersebut, dia lebih suka mati." (Hasyiyah As-Sindi)
Selain itu, dikatakan bahwa itu juga dapat merujuk pada kekurangan uang dan jumlah anak yang banyak
Daraku asy-Syaqa`i
Artinya adalah bahwa hamba mengalami kesengsaraan, dan kesengsaraan ini dapat terjadi dalam hal-hal akhirat seperti terjerumus dalam larangan-larangan agama, akhir hidup yang buruk, dan masuk neraka, maka mintalah perlindungan kepada Allah!
Juga, kesengsaraan ini dapat terjadi dalam hal-hal dunia seperti mengalami kerugian dalam diri sendiri, keluarga, harta benda, dan sebagainya.
Su`ul Qadha`i
Ini mengacu pada kesulitan yang dialami oleh seorang hamba sebagai ujian yang ditetapkan oleh Allah. Namun, ini tidak berarti mengutuk apa yang ditetapkan oleh Allah Ta'ala, karena Allah hanya menetapkan yang baik. Al-Kirmani berkata, "Makna dari 'qadha/ketentuan' di sini adalah bahwa Allah memutuskan segala sesuatu dengan hikmah-Nya, dan semuanya adalah kebaikan, tidak ada keburukan di dalamnya."
Syamatatul A'da`i
Nawawi mengatakan, "Itu adalah kegembiraan musuh atas kesulitan yang menimpa lawannya." Rasulullah saw. memerintahkan untuk berlindung dari shamata (kegembiraan pahit) karena beratnya dampaknya pada jiwa. Allah SWT juga mencatat dalam Al-Qur'an perkataan Harun kepada saudaranya Musa, "Ibnu Ummi berkata, 'Sesungguhnya kaum ini menganggapku lemah dan hampir membunuhku, janganlah engkau berprasangka buruk kepadaku dan janganlah engkau jadikan aku bersama orang-orang yang zalim'" (Surah Al-A'raf).
Al-Qurtubi berkata, "Nabi menyampaikan doa-doa ini dan berlindung dengan perlindungan ini semata-mata untuk menunjukkan ketundukan sebagai hamba dan menjelaskan keabsahan supaya orang lain mengikuti doa-doa beliau dan berlindung dengan perlindungannya. Dan Allah lebih mengetahui." [Al-Mufhim].
°•▪︎•°《¤》°•▪︎•°