Kembali ...

 

Kemana Kalian Hai Para Pendukung Daulah ?

 

Langit mencatat tahun-tahun ketika para syaikh seperti Usama Bin Ladin (تقبله الله) mengokohkan kedudukan Daulah Islam Di Iraq. Merestui pembentukannya. Mendorong hijrah dan jihad ke tanahnya. Memastikan lurusnya ‘aqidah mereka. Dan menjelaskan bahwa Daulah Islam di Iraq, yang dibentuk dengan menghapuskan Al-Qaidah di bumi dua sungai, menunjukkan bahwa ia bukan lagi sebuah tanzhim. Bahkan ia itu Daulah yang akan menjadi Khilafah di atas manhaj nubuwah.

 

Kemenangan demi kemenangan. Penaklukan demi penaklukan. Telah memanen hati umat Islam dunia. Hingga di Asia Tenggara manusia terang-terangan mengibarkan panji Daulah. Tanpa rasa takut.

 

Sebaliknya. Dunia murtadin, fasiqin, musyrikin, jahilin, yahudi, nasrani, dan tentu saja munafiqin heboh begitu Daulah mendeklarasikan Khilafah di atas manhaj nubuwah.

 

Ujian pun datang bertubi-tubi, sebagai sesuatu yang rabbani. Yakni dimana tanzhim setelah Daulah ataupun Khilafah berdiri tegak ?

 

Di manakah Auz, Khazraj, dan Quraisy sebagai inti Daulah Nubuwah pertama ?

 

Atau kemanakah Muhajirin dan Anshar ketika Khilafah Rasyidah melintasi sejarah ? Bukankan semua membai’at Abu Bakar, lalu Umar, Utsman, dan Ali Bin Abu Thalib (رضي الله عنهم) ?

 

Begitulah halnya antara Khilafah Islam dengan Al-Qaidah !

 

Hubungannya dengan Al-Qaidah menjadi hubungan antara murid dengan gurunya secara personal dan emosional. Sebagaimana Al-Qaidah membai’at amir imarah Khurasan waktu itu. Dan bukan sebaliknya !

 

Biarlah sejarah berlalu. Tinta cahaya telah menulis kebaikan. Dan keburukan telah ditulis oleh hitamnya kezhaliman.

 

Yang ingin kami cari tahu ialah ke mana antum wahai pendukung Daulah ?

 

Terjerembab bersama Ikhwanul Murtadin, sang penghina Daulah, melalui mulut Qardawi, maka Allah pun menghinakan tanzhim, daulah demokrasi mereka, beserta para pemimpinnya ?

 

Atau terkubur ke dalam kubangan Julani sang pengemis dunia pada pbb atas nasihat ikhwani turki, terombang ambing, sebagaimana buih di lautan ?

 

Atau bersikukuh tetap sebagai tanzhim al-qaidah dengan qiyadah yang tak jelas bai’atnya ?

 

Atau kembali berserakan terpecah belah sebagai tentara bayaran lokal di tanah masing-masing, yang siap digunakan thaghut, untuk membunuh bayi-bayi jihad di tanah kaum muslimin ?

 

Atau menjadi lemah, lesu, lalu menyerah kepada musuh setelah di penjara berbulan-bulan ? Disiksa dengan memakan tinja dan meminum air kencing ? Diisolir dari dunia luar ? Diiming-imingi dunia jika riddah meninggalkan tauhid dan jihad ?

 

Orang terdahulu dari kalian bahkan ada yang digergaji tubuhnya. Namun mereka tetap sabar. Tetap bertaqwa. Husnu zhan kepada Allah Ta’ala.

 

Ketahuilah qiyadah Daulah dari syaikh Zarqawi, ‘Adnani, Abu Umar, Abu Bakar Al-Baghdadi, dst (تقبلهم الله) seluruhnya telah mengalami ujian-ujian yang sama. Alhamdulillah mereka tetap bertaqwa dan bersabar hingga datangnya al-yaqin.

 

Nasihat Allah kepada kita adalah :

 

وكأين من نبي قاتل معه ربيون كثير فما وهنوا لما أصابهم في سبيل الله وما ضعفوا وما استكانوا والله يحب الصابرين

 

Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (Ali Imran 146)

 

 

Flag Counter